Minggu, 04 Januari 2009

Kebenaran Itu Relatif

(Belajar Filsafat dari Cerita di Sekitar Kita)

Alkisah tentang dua orang salesman yang diperintahkan menjual sepatu.
(Cerita diambil dari sebuah pelatihan MLM di Lampung 2003)

Di suatu hari ada seorang pengusaha sepatu yang ingin menjual dagangannya dia sebuah daerah. Akhirnya diperintahkannya dua orang salesman untuk mensurvei daerah tersebuat. Dari survei diketahui bahwa semua orang di daerah tersebut tidak memakai sepatu. Salesman pertama mengemuakan pendapatnya kepada pengusaha sepatu untuk tidak menjual sepatu di daerah tersebut karena pasti tidak akan laku karena semua orang di daerah itu mungkin tidak mau memakai sepatu. Salesman kedua mengemukakan pendapat yang berlainan dengan salesman pertama, menurutnya daerah tersebut sangat potensial sekali untuk dijadikan tempat berjualan sepatu karena seandainya di daerah itu oragnya mau memakai sepatu semua, tentunya sangatlah banyak sepatu yang akan terjual.


Pendapat dua orang salesman di atas bisa kita jadikan refleksi tentang kejadian-kejadian di sekitar kita. Tentunya jika dilihat dari satu sisi ada benarnya dan jika dilihat dari sisi yang lain sangatlah bertentangan. Fenomenanya sering dijumpai dalam kehidupan kita pada saat seseorang mengemukakan pendapat tentang kebenaran berdasarkan sudut pandang dan kepentingannya tanpa mau menerima sudut pandang dari orang lain. Contoh konkret lainnya adalah kebenaran menurut kita, menutut masyarakat di sekitar kita, menurut negara, menurut para ulama, dan lain sebagainya yang di satu sisi dan kepentingan benar tetapi di sisi dan kepentingan lain salah. Dari hal tersebut maka saya katakana bahwa “Kebenaran Itu Relatif”.

Tidak ada komentar: