Minggu, 04 Januari 2009

Kebenaran Itu Benar Berdasarkan Orang Banyak

(Belajar Filsafat dari Cerita di Sekitar Kita)

Alkisah tentang sebuah negeri antah-berantah.
(Cerita diambil dari sebuah buku cerita lucu)

Ada sebah negeri khayalan sebut saja negeri antah-berantah yang dipimpin oleh seorang raja yang sangat berkuasa. Pada suatu hari lahirlah seorang putra mahkota dari kerajaan tersebut. Kelahirannya sangat diharapkan tetapi setelah diketahui bahwa sang putra mahkota memiliki daun telinga kecil sebelah akhirnya sang raja malu dengan kelahirannya. Sang raja mengumpulkan penasehat kerajaan untuk dimintai pendapat tentang kejadian itu dan seorang penasehat kerajaan mengusulkan bahwa daun telingga putra mahkota yang kecil sebelah dipotong saja dan setelah itu sang penasehat menyarankan sang raja untuk memberi maklumat keseluruh negeri bawa anak yang lahir setelah kelahiran putra mahkota harus dipotong sebelah daun telingganya karena ini merupakan perintah para dewa melalui sang raja. Akhirnya seluruh rakyat negeri itu melaksanakan titah rajanya dan dijumpai di sebuah generasi kerajaan dengan seluruh rakyatnya tidak memiliki daun telingga sebelah.


Suatu hari ada seorang pemuda datang dari negeri lain ke negeri tersebut. Sesampainya di sana sang pemuda tersebut menjumpai seluruh orang di negeri tersebut tidak memiliki daun telingga sebelah, tetapi apa yang terjadi setelah orang-orang di negeri tersebut melihat pemuda itu dengan daun telingga yang lengkap malah ditertawakan. Kata mereka “Ada orang aneh, daun telingganya dua”. Pemuda tersebut berkata dalam hati “Yang benar itu siapa, saya atau kalian, daun telingga itu satu atau dua?”


Cerita di atas bukanlah legitimasi tentang sebuah kebenaran dari idealisme kita terhadap kebenaran orang banyak. Tetapi di negara demokratis ini selalu saja kebenaran-kebenaran yang muncul dan pada akhirnya yang dimenangkan adalah kebenaran dari orang banyak. Salah satu fenomenanya adalah pada saat pemerintah gencar-gencarnya memberantas KKN dilain pihak orang-orang yang duduk di birokrasi menganggap aneh orang-orang yang tidak mau melakukan KKN.

Tidak ada komentar: